-
Setelah mengalahi Malaka pada 1511, wilayah lainnya juga menjadi incaran memicu perlawanan rakyat Indonesia terhadap Portugis. Latar belakang terjadinya perlawanan orang Indonesia terhadap Portugis adalah adanya usaha memonopoli perdagangan dan penaklukan wilayah untuk memperluas daerah kekuasaan.
-
Keinginan Portugis dalam memonopoli perdagangan para pedagang Islam dengan Portugis membuat perdagangan Demak di Malaka menjadi terganggu. Perselisihan antara Demak dan Portugis ini membuat Adipati Unus salah satu penguasa Demak melakukan perlawanan terhadap Portugis. Akhirnya tidak berhasil membuat Portugis meninggal kan wilayah tersebut. Namun, meski begitu, Adipati Unus mendapatkan julukan Pengeran Sabrang Lor sebab keberaniannya memimpin pasukan Demak Menyerang Portugis.
-
Hubungan baik antara rakyat Maluku dan Portugis mulai retak karena sejumlah masalah politik, ekonomi, dan sosial. Latar belakang perlawanan rakyat Maluku terhadap Portugis adalah adanya politik monopoli perdagangan rempah. Praktik monopoli juga dilakukan dengan melarang penduduk berdagang rempah dengan bangsa lain dan menangkap kapal dagang penduduk. Selain monopoli perdagangan rempah, bangsa Portugis juga kerap menyebarkan agama Katolik melalui paksaan, dan mencampuri urusan internal kerajaan.
-
Bangsa Spanyol pertama kali mendarat di nusantara pada 1521, tepatnya di Maluku. Sejak saat itu, rakyat Ternate tercatat pernah dua kali melakukan perlawanan terhadap bangsa Spanyol. Perlawanan tersebut terjadi pada awal abad ke-16 dan menjelang akhir abad ke-16. Latar belakang perlawanan rakyat Ternate terhadap Spanyol berhubungan dengan monopoli perdagangan.
-
Kerajaan Demak mencapai kejayaan saat pimpinan Sultan Trenggono. Di masa itu ia berusaha menguasai seluruh Jawa dengan melakukan ekspansi wilayah. Akhirnya Pajajaran meminta bantuan Portugis untuk mempertahankan wilayahnya dari ekspansi militer yang dilakukan Demak. Pajajaran memberikan izin kepada Portugis untuk mendirikan benteng pertahanan di sekitar wilayah Banten dan Sunda Kelapa. Namun pada tahun 1527 pasukan Demak berhasil menaklukkan Portugis dan mengambil alih Pelabuhan Sunda Kelapa.
-
Portugis awalnya memiliki hubungan yang baik dengan Ternate, namun adanya monopoli perdagangan rempah-rempah yang dilakukan Portugis juga membuat rakyat Ternate semakin benci. Dibawah pimpinan Sultan Hairun, rakyat ternate berhasil mengalahkan Portugis. Ketika itu Portugis pun mengajukan perdamaian dan disambut baik oleh Sultan Hairun. Namun, perdamaian tersebut ternyata dilanggar lagi oleh Portugis pada tahun 1570.
-
Tahun 1629 di bawah pimpinan Sultan Iskandar Muda terjadi serangan kesultanan Aceh terhadap Portugis di Malaka. Aceh pernah berhasil mengalahkan Portugis di Bintan pada tahun 1614. Lalu di tahun 1617 Aceh kembali berhasil merebut Pahang. Namun dalam peperangan terbesar Aceh dan Portugis di Malaka, Aceh mengalami kekalahan. Kekalahan tersebut terjadi pada tahun 1629. Lalu tahun 1636 Sultan Iskandar Muda wafat, sehingga Aceh tidak lagi menyerah Portugis yang ada di Malaka saat itu.
-
Ketidaksenangan rakyat atas perilaku tentara Spanyol memuncak pada 1644. Tentara Spanyol yang sedang memasuki desa memukul dan melukai seorang pemimpin rakyat Minahasa yang ada di Tomohon. Perlawanan dimulai di Tomohon. Pemimpin Minahasa kemudian meminta bantuan Belanda untuk mengusir Spanyol. Pada akhirnya, Spanyol berhasil dikalahkan dan keluar dari Minahasa. Akan tetapi, keluarnya Spanyol menjadi era baru masuknya Belanda dengan era penjajahan yang baru pula.
-
erang Tondano adalah perang patriotik besar dari rakyat Maesa (Minahasa padaumumnya) melawan penjajahan Belanda yang berlangsung secara berulang-ulang dalamkurun waktu satu setengah abad. Perang perlawanan yang pertama telah dimulai pada 1 Juni1661, dan berakhir dengan perang perlawanan terbesar pada 14 Januari 1807 sampai 5