Sejarah Indonesia dari masa kemerdekaan hingga masa sekarang

  • Jepang mengantikan Belanda

    Jepang mengantikan Belanda
    Pada tanggal 8 Maret 1942, Jenderal Hein ter Poorten dari pihak Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jenderal Hitoshi Imamura dari Jepang di Kalijati, Subang. Penyerahan ini menandai berakhirnya penjajahan Belanda di Indonesia dan dimulainya pendudukan Jepang. Jepang resmi menggantikan Belanda dari penjajahan, karena kedatangan Jepang dianggap menjadi pembebas dari penjajahan belanda
  • Janji kemerdekaan : Part 2

    Janji kemerdekaan : Part 2
    Pernyataan ini bertujuan untuk menarik simpati dan dukungan rakyat Indonesia agar membantu Jepang dalam menghadapi tekanan Sekutu. Sebagai bentuk awal dari janji tersebut, pemerintah Jepang mengizinkan rakyat Indonesia untuk mengibarkan bendera Merah Putih. Namun, pengibaran bendera Indonesia harus dilakukan berdampingan dengan bendera Jepang, sebagai simbol bahwa Indonesia masih berada di bawah kekuasaan Jepang.
  • Janji kemerdekaan : Part 1

    Janji kemerdekaan : Part 1
    Menjelang akhir tahun 1944 tanggal 7 September , posisi Jepang dalam Perang Asia-Pasifik semakin terdesak. Satu per satu wilayah jajahan Jepang berhasil direbut kembali oleh pasukan Sekutu. Dalam upaya memperoleh dukungan dari bangsa-bangsa yang didudukinya, Jepang mulai memberikan janji kemerdekaan, termasuk kepada bangsa Indonesia. Pada tanggal 7 September 1944, Perdana Menteri Jepang saat itu, Jenderal Kuniaki Koiso, menyampaikan janji kemerdekaan bagi Indonesia di hadapan Parlemen Jepang.
  • Pembentukan BPUPKI

    Pembentukan BPUPKI
    Pembentukan BPUPKI diumumkan oleh Jepang pada 1 Maret 1945 sebagai bagian dari janji kemerdekaan bagi Indonesia. BPUPKI resmi didirikan pada 29 April 1945 dan diketuai oleh Dr. K.R.T. Radjiman Wedyodiningrat. BPUPKI beranggotakan 60 orang Indonesia dan 7 orang Jepang yang tidak memiliki hak suara. Ketujuh anggota Jepang tersebut adalah Tokonomi Tokuzi, Miyano Syoozo, Itagaki Masamitu, Matuura Mitokiyo, Tanaka Minoru, Masuda Toyohiko, dan Idee Toitiroe. Mereka dilantik pada 28 Mei 1945.
  • Sidang pertama BPUPKI

    Sidang pertama BPUPKI
    Sidang pertama BPUPKI (29 Mei–1 Juni 1945) untuk membahas dasar negara Indonesia. Tiga tokoh utama yaitu Yamin, Soepomo, dan Soekarno menyampaikan gagasannya. Soekarno tidak menjadi ketua karena ingin aktif berpendapat. Pada 1 Juni 1945, Soekarno mengusulkan dasar negara yang disebut Pancasila. Karena belum ada kesepakatan, dibentuk Panitia Sembilan. Pada 22 Juni 1945, Panitia Sembilan menghasilkan Piagam Jakarta sebagai rumusan dasar negara. Target BPUPKI adalah merumuskan dasar negara dan UUD.
  • Sidang kedua BPUPKI

    Sidang kedua BPUPKI berlangsung pada 10–17 Juli 1945. Sidang ini membahas rancangan Undang-Undang Dasar dan bentuk negara. Mayoritas peserta setuju bahwa Indonesia berbentuk republik. Untuk mempercepat proses, dibentuk Panitia Perancang UUD yang diketuai Ir. Soekarno. Panitia ini menyepakati Piagam Jakarta sebagai pembukaan UUD. Soepomo memimpin panitia kecil beranggotakan tujuh orang untuk menyusun batang tubuh UUD. Pada 16 Juli 1945, UUD disetujui secara bulat oleh BPUPKI.
  • Peristiwa Bom atom : Part 1

    Peristiwa Bom atom : Part 1
    Peristiwa bom atom yang dijatuhkan ke hiroshima (6/8/45). Membuat Kaisar Hirohito pada tanggal 15/8/45 lewat radio nasional menyatakan jepang kalah perang. Dan berita ini di dengar oleh sutan syahrir yang kemudian muncul pemikiran kalau begitu jepang tidak lagi menguasai Indonesia dan seharusnya Soekarno dan Hatta melaksanakan proklamasi.
  • Peristiwa bom atom : Part 2

    Peristiwa bom atom : Part 2
    9/8/45) membuat Kaisar Hirohito pada tanggal 15/8/45 lewat radio nasional menyatakan jepang kalah perang. Dan berita ini di dengar oleh sutan syahrir yang kemudian muncul pemikiran kalau begitu jepang tidak lagi menguasai Indonesia dan seharusnya Soekarno dan Hatta melaksanakan proklamasi.
  • Peristiwa Rengasdengklok : Part 1

    Peristiwa Rengasdengklok : Part 1
    Peristiwa Rengasdengklok terjadi pada 16 Agustus 1945 pukul 03.00 WIB. Soekarno dan Hatta dibawa ke Rengasdengklok oleh golongan muda untuk mendesak percepatan proklamasi kemerdekaan. Setelah dimediasi oleh Mr. Achmad Subardjo, tercapai kesepakatan antara golongan tua dan muda. Mereka ditempatkan di rumah milik Djiauw Kie Siong, keturunan Tionghoa, yang dipilih karena lokasinya aman dan tersembunyi dari pengawasan Jepang.
  • Peristiwa rengasdengklok : Part 2

    Pada malam 16 Agustus 1945, Soekarno-Hatta berangkat dari Rengasdengklok ke Jakarta dan tiba pukul 23.00 WIB. Setelah gagal mencari tempat rapat, Ahmad Soebardjo menghubungi Laksamana Maeda yang setuju rumahnya dipakai. Rumah itu dianggap aman karena Maeda adalah perwira Angkatan Laut Jepang. Sebelumnya, mereka menemui Jenderal Nishimura yang menolak rencana kemerdekaan. Penolakan itu makin menguatkan tekad untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
  • Kemerdekaan Indonesia : Part 1

    Tepat pukul 10.00 WIB, upacara proklamasi kemerdekaan Indonesia dimulai. Setelah pidato dan pembacaan proklamasi selesai, kemudian dilakukan pengibaran bendera Merah Putih oleh Latief Hendraningrat dan S.Suhud. Rakyat yang hadir serempak menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia
    Raya. Upacara proklamasi ditutup oleh sambutan Wali Kota Jakarta, Suwiryo
  • Kemerdekaan Indonesia : Part 2

    Kemerdekaan Indonesia : Part 2
    Yang menjahit bendera merah putih : ibu Fatmawati (istri Soekarno)
    Yang mengetik teks proklamasi : Sayuti Melik
    Yang memfoto peristiwa proklamasi : alex Mendur dan frans mendur
    Pengibar bendera : latief (pengerek), suhud (pengibar), Sk Trimurti (pembawa baki bendera)
  • Sidang pertama PPKI

    PPKI(Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesai/ Dorkuritzu Junbi Inkai) Pada 18 Agustus 1945, PPKI mengadakan sidang pertama dan menghasilkan beberapa keputusan penting:UUD 1945 disahkan dengan perubahan pada Piagam Jakarta, terutama kalimat “syariat Islam” diganti menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Soekarno dan Mohammad Hatta diangkat sebagai Presiden dan Wakil Presiden atas usulan Otto Iskandardinata secara aklamasi. Selain itu, dibentuk Komite Nasional untuk membantu presiden karena gak ada DPR
  • Presiden pertama Indonesia

    Presiden pertama Indonesia
    Ir. H. Soekarno adalah presiden pertama Republik Indonesia yang menjabat 1945 hingga 1966. Ia lahir di Surabaya. Ayahnya bernama Raden Soekemi Sosrodihardjo dan ibunya Ida Ayu Nyoman Rai. Soekarno aktif dalam perjuangan kemerdekaan melalui organisasi seperti PNI. Ia seorang peran penting dalam Proklamasi 17 Agustus 1945. Habis proklamasi, Soekarno diangkat jadi presiden pertama Indonesia oleh PPKI dan mulai memimpin negara. Ia memainkan peran penting dalam menjaga persatuan.
  • Sidang kedua PPKI : Part 1

    Sidang kedua PPKI pada 19 Agustus 1945.
    1. Indonesia dibagi menjadi 8 provinsi,yang masing-masing dipimpin oleh kepala daerah, yaitu gubernur, sebagai berikut.
    No Provinsi Nama Gubernur
    1 Sunda Kecil I Gusti Ketut Pudja Suroso 2 Jawa Barat Sutarjo Kartohadikusumo
    3 Jawa Tengah R Panji Suroso
    4 Jawa Timur RA Suryo
    5 Sumatera Teuku Mohammad Hassan
    6 Kalimantan Ir Pangeran Mohammad Nor
    7 Maluku Dr GSSJ Latuharhary
    8 Sulawesi Mr J Ratulangi
  • Sidang kedua PPKI : Part 2

    1. dibentuklah Komite Nasional Daerah untuk ditempatkan di tiap-tiap provinsi, tugas Komite Nasional Daerah adalah untuk membantu presiden.
    2. Dibentuk departemen dan menteri (kabinet pertama), yang terbagi menjadi 12 bagian Departemen dan 4 non departemen. No Nama Menteri Departemen 1 AA Maramis Keuangan
      2 Abikusno Tjokrosujoso Perhubungan 3 Prof Dr Mr Soepomo Kehakiman 4 Ki Hajar Dewantara Pengajaran
    5 Abikusno Tjokrosujoso Pekerjaan Umum
    6 Mr Achmad Soebardjo Luar Negeri
  • Sidang kedua PPKI : Part 3

    8 Mr Iwa Kusuma Sumantri Sosial
    9 Dr Buntaran Martoatmojo Kesehatan
    10 Ir Surachman Tjokroadisurjo Kemakmuran
    11 Soeprijadi Keamanan Rakyat
    12 Mr Amir Syarifuddin Penerangan
    13 R Otto Iskandardinata Non-departemen
    14 Wachid Hasjim Non-departemen
    15 Mr RM Sartono Non-departemen
    16 Dr M Amir Non-departemen Selain itu, diangkat pula empat pejabat:
    Kusumah atmaja (MA),Gatot Tarunamiharja (Jaksa Agung),A.G. Pringgodigdo (Sekretaris Negara), dan Sukarjo Wiryopranoto (Juru Bicara Negara).
  • Sidang ketiga PPKI : Part 1

    Sidang PPKI ketiga dilaksanakan pada 22 Agustus 1945. Hasilnya: (1) Pembentukan Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) yang diresmikan 29 Agustus 1945. KNIP berfungsi sebagai pengganti DPR sementara, dan disiapkan untuk pemilu di masa depan. (2) Perencanaan pembentukan Partai Nasional Indonesia (PNI) dengan tujuan menjadikan Indonesia negara adil, makmur, dan berdaulat. Soekarno ditunjuk sebagai ketua. Namun, rencana PNI dibatalkan karena dianggap tidak demokratis.
  • Sidang ketiga PPKI : Part 2

    Pada 22 Agustus 1945, dibentuk Badan Keamanan Rakyat (BKR) untuk menjaga keamanan negara. Setelah kemerdekaan, Indonesia menghadapi tantangan besar karena banyak pihak asing, termasuk Belanda, tidak mengakui kemerdekaan. Tentara penjajah yang tersisa pun berupaya kembali berkuasa. Saat Sekutu mulai mengambil alih wilayah bekas pendudukan Jepang, Belanda yang tergabung dalam Sekutu mencoba merebut kembali Indonesia dan memicu perjuangan mempertahankan kemerdekaan.
  • Perjuangan mempertahankan Kemerdekaan

    Perjuangan mempertahankan Kemerdekaan
    Peristiwa Hotel Yamato terjadi pada 19 September 1945 di Surabaya. Insiden ini dipicu oleh pengibaran bendera Belanda (Merah-Putih-Biru) di atas Hotel Yamato oleh pihak Belanda. Hal ini memancing kemarahan rakyat Surabaya karena dianggap menghina kemerdekaan Indonesia. Dipimpin oleh pemuda Surabaya, termasuk Harun dan Sidik, massa menyerbu hotel. Mereka memanjat atap dan merobek bagian biru bendera Belanda, sehingga hanya menyisakan Merah Putih—simbol kedaulatan Indonesia.
  • Perjuangan mempertahankan kemerdekaan

    Perjuangan mempertahankan kemerdekaan
    Pada 29 September 1945, AFNEI yang dipimpin Letjen Sir Philip Christison mendarat di Tanjung Priok. Pasukan Sekutu ini datang bersama NICA yang dipimpin Van der Plass. Tujuan AFNEI: melucuti tentara Jepang, membebaskan tawanan Sekutu, serta mengamankan wilayah Indonesia. Sementara NICA bertujuan mengembalikan kekuasaan Belanda dan menduduki posisi penting, sesuai perjanjian Van Mook–MacArthur. Kehadiran NICA memicu perlawanan rakyat Indonesia di berbagai daerah.
  • Perjuangan mempertahankan Kemerdekaan

    Perjuangan mempertahankan Kemerdekaan
    Peristiwa Lima Hari di Semarang terjadi pada 15–19 Oktober 1945. Ini adalah pertempuran antara pemuda dan tentara Jepang yang masih bersenjata di Semarang, Jawa Tengah. Konflik dipicu oleh tewasnya dr. Kariadi saat memeriksa instalasi air minum yang diduga diracuni Jepang. Pertempuran berlangsung sengit selama lima hari. Pemuda, BKR, dan rakyat bersatu melawan Jepang. Meski banyak korban, semangat mempertahankan kemerdekaan tetap berkobar. INi menjadi simbol keberanian rakyat Semarang
  • Perjuangan mempertahankan Kemerdekaan

    Perjuangan mempertahankan Kemerdekaan
    Pertempuran Ambarawa terjadi pada 20 November hingga 15 Desember 1945, di Ambarawa, Jawa Tengah. Awalnya, pasukan Sekutu datang untuk membebaskan tawanan perang, tetapi justru membantu NICA mengembalikan kekuasaan Belanda. Hal ini memicu perlawanan dari rakyat dan TKR (Tentara Keamanan Rakyat) yang dipimpin Kolonel Soedirman. Puncak pertempuran terjadi pada 15 Desember, ketika strategi “supit urang” digunakan untuk mengepung musuh. Kemenangan ini membuat pasukan Sekutu mundur dari Ambarawa.
  • Perjuangan mempertahankan Kemerdekaan

    Perjuangan mempertahankan Kemerdekaan
    Pada 10 November 1945, terjadi pertempuran besar antara rakyat Surabaya dengan Sekutu, terutama Inggris yang datang sama NICA. Pertempuran dipicu oleh tewasnya Jenderal Mallaby pada 30 Oktober. Inggris mengeluarkan ultimatum agar rakyat menyerah, tapi ditolak. Rakyat Surabaya, dipimpin Bung Tomo dan para pejuang, melakukan perlawanan besar. Pertempuran ini menelan banyak korban, namun menunjukkan semangat juang luar biasa. Karena keberanian rakyat, 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan.
  • Perjuangan mempertahankan Kemerdekaan

    Perjuangan mempertahankan Kemerdekaan
    Peristiwa Bandung Lautan Api terjadi pada 23 Maret 1946. Saat itu, rakyat dan pejuang Bandung Selatan membumihanguskan kota mereka agar tidak jatuh ke tangan Sekutu dan NICA. Keputusan ini diambil setelah Sekutu mengultimatum agar pejuang Indonesia meninggalkan kota. Dipimpin oleh Kolonel Abdul Haris Nasution, rakyat mengungsi ke luar kota, lalu membakar rumah dan gedung penting. Kobaran api melanda sebagian besar kota. Hingga adanya lagu Halo halo bandung untuk membakar semangat para pejuang.
  • Perjuangan mempertahankan Kemerdekaan

    Perjuangan mempertahankan Kemerdekaan
    Perjanjian Linggarjati terjadi pada 10–15 November 1946 di Linggarjati, Cirebon. Hasilnya: Belanda mengakui secara de facto wilayah Republik Indonesia, yaitu Jawa, Madura, dan Sumatra. Indonesia dan Belanda sepakat membentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) yang akan menjadi bagian dari Uni Belanda-Indonesia. Perjanjian ini ditandatangani pada 25 Maret 1947, namun Belanda melanggarnya dan menyerang Indonesia lewat Agresi Militer Belanda I pada Juli 1947.
  • Perjuangan mempertahankan Kemerdekaan

    Perjuangan mempertahankan Kemerdekaan
    Peristiwa pencabutan bendera merah putih terjadi pada 10 Desember 1946 di Hotel Merdeka, Tasikmalaya, Jawa Barat. Saat itu, Belanda berusaha menggantikan bendera Indonesia dengan bendera mereka, yaitu merah-putih-biru. Hal ini memicu kemarahan rakyat dan pemuda Tasikmalaya karena dianggap sebagai bentuk penghinaan terhadap kedaulatan Republik Indonesia. Akibat insiden ini, terjadi perlawanan rakyat secara spontan. Aksi pencabutan bendera menjadi simbol perlawanan terhadap penjajahan.
  • Penyelesaian melalui Perundingan

    Penyelesaian melalui Perundingan
    Perjanjian Renville ditandatangani pada 17 Januari 1948 di atas kapal USS Renville di Selat Sunda. Perjanjian ini menetapkan garis demarkasi wilayah antara Belanda dan Indonesia, dikenal sebagai Garis Van Mook. Belanda menguasai wilayah yang sudah mereka duduki, dan Republik harus menerima pembatasan wilayahnya. Perjanjian ini dianggap merugikan Indonesia karena wilayahnya menyempit dan tidak menghentikan konflik. Akibatnya, Agresi Militer Belanda II terjadi pada Desember 1948.
  • Perjuangan mempertahankan Kemerdekaan

    Perjuangan mempertahankan Kemerdekaan
    Penyerbuan TNI ke Yogyakarta terjadi pada 1 Maret 1949, yang dikenal sebagai Serangan Umum 1 Maret. Pasukan Tentara Nasional Indonesia (TNI) berhasil merebut kembali Yogyakarta, ibu kota Republik Indonesia saat itu, dari tangan Belanda yang menduduki kota tersebut. Serangan ini menunjukkan kemampuan dan keberanian TNI dalam melawan penjajah dan membangkitkan semangat rakyat serta mendapatkan dukungan internasional untuk pengakuan kemerdekaan Indonesia.
  • Penyelesaian melalui Perundingan

    Penyelesaian melalui Perundingan
    Perjanjian Roem-Royen adalah kesepakatan antara Indonesia dan Belanda yang berlangsung pada 17 April 1949 dan ditandatangani pada 7 Mei 1949 di Hotel Des Indes, Jakarta. Perjanjian ini bertujuan untuk mengakhiri agresi militer Belanda dan membuka jalan bagi pembebasan tahanan politik serta pengakuan kedaulatan Indonesia secara penuh. Kesepakatan ini menjadi langkah penting menuju pembicaraan final yang menghasilkan pengakuan kedaulatan pada akhir 1949.
  • Konversi meja bundar

    Konversi meja bundar
    Konferensi Meja Bundar berlangsung di Den Haag, Belanda, dari November hingga Desember 1949. Delegasi Indonesia, Belanda, dan negara-negara bagian Hindia Belanda bertemu untuk menyelesaikan masalah kemerdekaan Indonesia. Hasilnya, Belanda mengakui kedaulatan Indonesia secara resmi pada 27 Desember 1949. Dibentuk Negara Republik Indonesia Serikat (RIS) sebagai federasi. Pasukan Belanda pun mulai ditarik dari wilayah Indonesia, dan kesepakatan ekonomi dicapai.
  • Presiden kedua Indonesia

    Presiden kedua Indonesia
    Jenderal TNI (Purn.) H. M. Soeharto adalah presiden kedua Republik Indonesia yang menjabat dari tahun 1967 hingga 1998. Ia lahir pada 8 Juni 1921 di Yogyakarta, dari pasangan Kertosudiro dan Sukirah. Ia dikenal dengan kebijakan pembangunan yang disebut Orde Baru, Selama masa pemerintahannya, Indonesia mengalami kemajuan di berbagai bidang, namun juga menghadapi kritik terhadap korupsi dan pembatasan kebebasan politik. Soeharto mengundurkan diri dari jabatan presiden pada 21 Mei 1998.
  • Presiden ketiga Indonesia

    Presiden ketiga Indonesia
    Bacharuddin Jusuf Habibie atau B.J. Habibie adalah presiden ketiga Republik Indonesia yang menjabat dari 1998 hingga 1999. Ia lahir di Parepare, Sulawesi Selatan, pada 25 Juni 1936. Habibie dikenal sebagai ilmuwan dan teknokrat, lulusan Jerman di bidang teknologi penerbangan. Ia menjabat sebagai Menteri Ristek dan Wakil Presiden sebelum menjadi Presiden menggantikan Soeharto. Di masa kepemimpinannya, ia membuka kebebasan pers, membebaskan tahanan politik, dan memulai era reformasi di Indonesia.
  • Presiden keempat Indonesia

    Presiden keempat Indonesia
    Abdurrahman Wahid, atau Gus Dur, adalah presiden keempat Republik Indonesia yang menjabat dari 1999 hingga 2001. Ia lahir pada 7 September 1940 di Jawa Timur. Gus Dur dikenal sebagai tokoh Nahdlatul Ulama dan pemikir Islam moderat. Ia memperjuangkan pluralisme, demokrasi, dan hak asasi manusia. Sebagai presiden, ia menghapus diskriminasi terhadap etnis Tionghoa dan membuka ruang kebebasan beragama. Masa kepemimpinannya penuh dinamika politik, hingga akhirnya ia diberhentikan oleh MPR pada 2001.
  • Presiden kelima Indonesia

    Presiden kelima Indonesia
    Megawati Soekarnoputri adalah presiden kelima Republik Indonesia yang menjabat dari 2001 hingga 2004. Ia lahir pada 23 Januari 1947 di Yogyakarta, putri dari, Ir. Soekarno. Sebelum menjadi presiden, Megawati aktif di dunia politik dan memimpin Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P). Ia menjadi wakil presiden pada tahun 1999 dan naik menjadi presiden setelah Gus Dur diberhentikan. Selama kepemimpinannya, Megawati fokus pada stabilitas politik dan pemulihan ekonomi pasca krisis.
  • Presiden keenam Indonesia

    Presiden keenam Indonesia
    Susilo Bambang Yudhoyono, atau SBY, adalah presiden keenam Republik Indonesia yang menjabat dua periode dari 2004 hingga 2014. Ia lahir pada 9 September 1949, Jawa Timur. Sebelum menjadi presiden, SBY adalah jenderal TNI dan pernah menjabat sebagai Menteri Pertambangan dan Energi serta Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan. Sebagai presiden, SBY dikenal memajukan stabilitas politik, ekonomi, dan pembangunan infrastruktur. Ia juga memperkuat demokrasi dan hubungan luar negeri Indonesia.
  • Presiden ketujuh Indonesia

    Presiden ketujuh Indonesia
    Joko Widodo, atau Jokowi, adalah presiden ketujuh Republik Indonesia yang menjabat sejak 2014 hingga sekarang. Ia lahir pada 21 Juni 1961 di Surakarta, Jawa Tengah. Sebelum menjadi presiden, Jokowi dikenal sebagai wali kota Surakarta dan gubernur DKI Jakarta yang sukses dengan program-program pro-rakyat. Sebagai presiden, Jokowi fokus pada pembangunan infrastruktur, reformasi birokrasi, dan peningkatan kesejahteraan rakyat. Gaya kepemimpinannya yang sederhana dan dekat dengan rakyat.
  • Presiden kedelapan Indonesia

    Presiden kedelapan Indonesia
    Prabowo Subianto adalah tokoh militer dan politik Indonesia. Ia lahir pada 17 Oktober 1951 di Jakarta. Prabowo berasal dari keluarga militer dan pernah menjabat sebagai Komandan Jenderal Kopassus dan Pangkostrad. Setelah pensiun dari militer, ia aktif di dunia politik dan beberapa kali mencalonkan diri sebagai presiden. Prabowo dikenal dengan sikap nasionalis dan fokus pada pertahanan serta kedaulatan negara. Saat ini, ia menjabat sebagai Menteri Pertahanan Indonesia.