Sejarah Indonesia Dari Masa Kemerdekaan Hingga Masa Sekarang

  • Perjanjian Kalijati

    Perjanjian Kalijati
    Pada 8 Maret 1942 Jepang secara resmi menggantikan Belanda di Indonesia pada tanggal 8 Maret 1942. Pada tanggal ini, Jenderal Hein ter Poorten dari pihak Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jenderal Hitoshi Imamura dari Jepang di Kalijati, Subang. Penyerahan ini menandai berakhirnya penjajahan Belanda di Indonesia dan dimulainya pendudukan Jepang.
  • 7 September 1944

    7 September 1944
    Pada 7 September 1944, Perdana Menteri Jepang Jenderal Kuniaki Koiso menyampaikan janji kemerdekaan bagi Indonesia di hadapan Parlemen Jepang. Janji ini bertujuan untuk menarik dukungan rakyat Indonesia karena posisi Jepang dalam Perang Asia Pasifik semakin terdesak. Sebagai tanda keseriusan, Jepang mengizinkan pengibaran bendera Merah Putih di kantor-kantor, namun tetap berdampingan dengan bendera Jepang.
  • Masa Orde Lama

    Masa Orde Lama
    Masa Orde Lama adalah periode pemerintahan Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Soekarno, yang berlangsung dari tahun 1945 hingga 1966. Masa ini ditandai dengan berbagai dinamika politik, seperti demokrasi parlementer (1950–1959), dilanjutkan dengan Demokrasi Terpimpin (1959–1965), serta berakhir setelah peristiwa G30S/PKI dan beralihnya kekuasaan kepada Soeharto.
  • Pembentukan Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan

    Pembentukan Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan
    Pada 1 Maret 1945 diumumkan pembentukan BPUPKI yang diketuai oleh Dr. K.R.T. Radjiman Wedyodiningrat dan diresmikan pada 29 April 1945. Menurut George McTurnan Kahin, BPUPKI beranggotakan 60 orang Indonesia dan 7 orang Jepang tanpa hak suara. Ketujuh anggota Jepang yang dimaksud adalah tersebut dilantik Tokonomi Tokuzi, Miyano Syoozo, Itagaki Masamitu, Matuura Mitokiyo, Tanaka Minoru, Masuda Toyohiko, dan Idee Toitiroe. Mereka dilantik pada tanggal 28 Mei 1945
  • Sidang Pertama BPUPKI

    Sidang Pertama BPUPKI
    Sidang pertama BPUPKI membahas rumusan dasar negara dengan pidato dari tiga tokoh:
    Mr. Mohammad Yamin (29 Mei 1945): Peri Kebangsaan, Kemanusiaan, Ketuhanan, Kerakyatan, dan Kesejahteraan Rakyat. Mr. Soepomo (31 Mei 1945): Persatuan, Kekeluargaan, Keseimbangan, Musyawarah, dan Keadilan Rakyat. Ir. Soekarno (1 Juni 1945): Kebangsaan Indonesia, Internasionalisme, Mufakat, Kesejahteraan Sosial, dan Ketuhanan Yang Maha Esa. Usulan ini menjadi dasar perumusan Pancasila.
  • Sidang Kedua BPUPKI

    Sidang Kedua BPUPKI
    Sidang kedua BPUPKI membahas rancangan UUD dan bentuk negara, dengan mayoritas setuju bentuk republik. BPUPKI membentuk Panitia Perancang UUD yang diketuai Ir. Soekarno. Mereka menyepakati Piagam Jakarta sebagai pembukaan UUD dan membentuk panitia kecil di bawah Soepomo untuk merumuskan batang tubuh UUD. Pada 14 Juli 1945, panitia melaporkan hasilnya, dan BPUPKI menerima naskah UUD pada 16 Juli 1945.
  • Penjatuhan Bom Atom

    Penjatuhan Bom Atom
    Setelah bom atom dijatuhkan di Hiroshima (6 Agustus 1945) dan Nagasaki (9 Agustus 1945), Kaisar Hirohito pada 15 Agustus 1945 mengumumkan kekalahan Jepang melalui radio nasional. Berita ini didengar oleh Sutan Syahrir, yang kemudian berpikir bahwa Jepang tidak lagi menguasai Indonesia, sehingga Soekarno dan Hatta seharusnya segera melaksanakan proklamasi kemerdekaan.
  • Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia

    Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia
    Soekarno dan Moh. Hatta baru pulang dari Dalat, Vietnam, setelah bertemu dengan Marsekal Terauchi untuk membentuk PPKI pada 7 Agustus 1945. Golongan tua menginginkan proklamasi melalui PPKI, sementara golongan muda ingin segera melaksanakan proklamasi tanpa melalui PPKI yang dianggap buatan Jepang. Penculikan dilakukan untuk menjauhkan Soekarno dan Hatta dari pengaruh Jepang, karena golongan muda khawatir kemerdekaan dianggap pemberian Jepang, bukan hasil perjuangan bangsa.
  • Peristiwa Rengasdengklok

    Peristiwa Rengasdengklok
    Peristiwa Rengasdengklok terjadi pada 16 Agustus 1945 pukul 03.00 WIB, ketika Soekarno dan Hatta dibawa golongan muda ke Rengasdengklok, Karawang, untuk mendesak percepatan proklamasi kemerdekaan Indonesia. Setelah mediasi oleh Mr. Achmad Subardjo, disepakati waktu pelaksanaan proklamasi. Rumah yang digunakan milik Djiauw Kie Siong, dipilih karena lokasinya yang tersembunyi dan aman, jauh dari pengawasan Jepang.
  • Proklamasi Indonesia

    Proklamasi Indonesia
    Pada 17 Agustus 1945, Soekarno membacakan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia di rumahnya, Pegangsaan Timur 56, Jakarta. Teks proklamasi disusun pada malam sebelumnya di rumah Laksamana Maeda, lalu diketik oleh Sayuti Melik. Proklamasi dihadiri tokoh-tokoh penting, diikuti pengibaran bendera Merah Putih dan lagu Indonesia Raya. Momen ini menandai lahirnya negara Indonesia yang merdeka.
  • Sidang Pertama PPKI

    Sidang Pertama PPKI
    Sidang pertama PPKI pada 18 Agustus 1945 menghasilkan beberapa keputusan penting, yaitu: mengesahkan UUD 1945 yang disusun dari Piagam Jakarta dengan sedikit perubahan, termasuk mengganti kalimat tentang syariat Islam menjadi "Ketuhanan Yang Maha Esa"; mengangkat Soekarno sebagai Presiden dan Moh. Hatta sebagai Wakil Presiden secara aklamasi; serta membentuk Komite Nasional sebagai pengganti DPR/MPR sementara.
  • Sidang Kedua PPKI

    Sidang Kedua PPKI
    Sidang kedua PPKI menghasilkan pembagian Indonesia menjadi 8 provinsi, pembentukan Komite Nasional Daerah, dan pembentukan kabinet pertama dengan 12 menteri dan 4 menteri non-departemen. Selain itu, diangkat 4 pejabat tinggi negara, termasuk Ketua Mahkamah Agung dan Jaksa Agung.
  • Sidang Ketiga PPKI

    Sidang Ketiga PPKI
    Sidang ketiga PPKI menghasilkan pembentukan KNIP sebagai cikal bakal DPR, perencanaan pembentukan PNI yang akhirnya dibatalkan karena dianggap tidak demokratis, dan pembentukan BKR untuk menjaga keamanan. Setelah kemerdekaan, Indonesia masih harus berjuang karena banyak pihak asing, termasuk Belanda yang didukung Sekutu, tidak mengakui kemerdekaan dan ingin kembali menguasai Indonesia.
  • Insiden Hotel Yamato

    Insiden Hotel Yamato
    nsiden Hotel Yamato terjadi pada 19 September 1945 di Surabaya ketika sekelompok Belanda mengibarkan bendera Belanda tanpa izin, memicu kemarahan warga Surabaya. Mereka menyerbu hotel dan merobek bagian biru bendera tersebut, menyisakan merah-putih sebagai simbol kemerdekaan. Insiden ini memicu Perang Surabaya pada 10 November 1945, yang diperingati sebagai Hari Pahlawan untuk mengenang perjuangan mempertahankan kemerdekaan.
  • Allied Forces Netherland East Indies (AFNEI)

    Allied Forces Netherland East Indies (AFNEI)
    Pada 29 September 1945, pasukan AFNEI dan NICA mendarat di Tanjung Priok. Kedatangan mereka awalnya disambut baik oleh rakyat Indonesia. Namun, setelah diketahui bahwa NICA ingin mengembalikan kekuasaan Belanda sesuai perjanjian Van Mook–MacArthur, perlawanan rakyat pun muncul. AFNEI sendiri bertugas melucuti tentara Jepang, membebaskan tawanan, dan menerima penyerahan kekuasaan dari Jepang.
  • Pertempuran Medan Area

    Pertempuran Medan Area
    Pertempuran Medan Area (13 Oktober 1945 – 15 Februari 1947) adalah konflik berkepanjangan antara pejuang kemerdekaan Indonesia melawan pasukan Sekutu dan NICA di Medan, Sumatera Utara. Pejuang Indonesia berjuang selama lebih dari satu tahun untuk mempertahankan kemerdekaan dan wilayahnya hingga pasukan Sekutu mundur. Peristiwa ini menjadi simbol keberan
  • Pertempuran Lima Hari di Semarang

    Pertempuran Lima Hari di Semarang
    Pertempuran Lima Hari di Semarang terjadi pada Oktober 1945 antara pejuang kemerdekaan Indonesia dan tentara Sekutu yang didukung NICA. Konflik ini dipicu oleh upaya Sekutu untuk menguasai kembali Semarang dan melucuti tentara Jepang. Pejuang Indonesia melakukan perlawanan sengit selama lima hari hingga akhirnya berhasil mengusir pasukan Sekutu dari kota tersebut. Pertempuran ini menjadi salah satu simbol perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
  • Pertempuran Ambarawa

    Pertempuran Ambarawa
    Pertempuran Ambarawa berlangsung dari 26 Oktober hingga 15 Desember 1945 antara pejuang Indonesia dan pasukan Sekutu yang didukung NICA. Pasukan Sekutu berusaha menguasai Ambarawa dan jalur kereta strategis di Jawa Tengah, namun pejuang Indonesia bertahan dan akhirnya berhasil mengusir mereka. Kemenangan ini menunjukkan semangat dan keberanian rakyat dalam mempertahankan kemerdekaan.
  • Pertempuran 10 November Di Surabaya

    Pertempuran 10 November Di Surabaya
    Pertempuran 10 November di Surabaya adalah pertempuran besar antara pejuang Indonesia dan pasukan Sekutu serta NICA yang berusaha menguasai kembali kota Surabaya. Pertempuran berlangsung sengit dan menelan banyak korban, namun semangat juang rakyat Surabaya tetap tinggi. Meskipun akhirnya Surabaya jatuh ke tangan Sekutu, perlawanan ini menjadi simbol keberanian dan patriotisme bangsa Indonesia, sehingga tanggal 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan.
  • Bandung Lautan Api

    Bandung Lautan Api
    Bandung Lautan Api adalah peristiwa saat warga dan pejuang Indonesia membakar sebagian besar kota Bandung secara sengaja untuk mencegah tentara Sekutu dan NICA menguasainya. Penduduk memilih meninggalkan kota dan membakar rumah, kantor, serta fasilitas penting agar tidak dimanfaatkan musuh. Peristiwa ini menunjukkan semangat pengorbanan, tekad, dan perjuangan rakyat Bandung dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia, meskipun harus rela kehilangan kota mereka sendiri.
  • Perundingan Linggajati

    Perundingan Linggajati
    Perundingan Linggajati di Jawa Barat menghasilkan pengakuan de facto Belanda atas wilayah Republik Indonesia (Sumatra, Jawa, Madura) dan kesepakatan pembentukan Negara Republik Indonesia Serikat (RIS) dalam persemakmuran Indonesia-Belanda. Namun, Belanda melanggar perjanjian dengan melancarkan Agresi Militer I pada Juli 1947 untuk menguasai Jawa dan Sumatra, sehingga dunia internasional mendorong Perundingan Renville.
  • Puputan Margarana

    Puputan Margarana
    Puputan Margarana (20 November 1946) adalah pertempuran heroik yang terjadi di Bali antara pejuang Indonesia yang dipimpin I Gusti Ngurah Rai melawan tentara Belanda. Dalam pertempuran ini, para pejuang memilih untuk berjuang habis-habisan (puputan) meskipun menghadapi kekuatan musuh yang jauh lebih besar. Meskipun akhirnya gugur, semangat pengorbanan mereka menjadi simbol keberanian dan perjuangan rakyat Bali dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
  • Perundingan Renville

    Perundingan Renville
    Perundingan Renville mengakui wilayah RI terbatas di Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Sumatra, mengharuskan TNI mundur dari beberapa daerah. Namun, Belanda melanggar perjanjian dengan Agresi Militer II pada Desember 1948, menangkap pemimpin RI, dan menguasai Yogyakarta. Pemerintah Darurat RI dibentuk di Sumatra Barat, pasukan Indonesia lanjutkan perang gerilya, dan Serangan Umum 1 Maret 1949 berhasil merebut Yogyakarta. Keberhasilan ini mematahkan propaganda Belanda dan memicu Perjanjian Roem-Roijen
  • Serangan Umum

    Serangan Umum
    Serangan Umum adalah aksi militer yang dilakukan Tentara Nasional Indonesia di Yogyakarta untuk menunjukkan bahwa Indonesia masih memiliki kekuatan dan menguasai wilayah, meskipun Belanda menguasai sebagian besar wilayah. Serangan ini berhasil merebut kota Yogyakarta selama beberapa jam sebelum mundur, dan menjadi bukti kepada dunia internasional bahwa perjuangan kemerdekaan Indonesia masih berlangsung aktif. Peristiwa ini meningkatkan dukungan internasional bagi kemerdekaan Indonesia.
  • Perjanjian Roem-Roijen

    Perjanjian Roem-Roijen
    Perjanjian Roem-Roijen adalah kesepakatan antara Indonesia dan Belanda yang dimulai pada 17 April 1949 dan ditandatangani pada 7 Mei 1949 di Hotel Des Indes, Jakarta. Nama perjanjian ini berasal dari kedua pemimpin delegasi, Mohammad Roem dan Herman van Roijen. Perjanjian ini menekankan agar permusuhan segera dihentikan, pemimpin Indonesia yang ditahan dibebaskan, dan persiapan dilanjutkan ke Konferensi Meja Bundar (KMB).
  • Konferensi Meja Bundar

    Konferensi Meja Bundar
    Konferensi Meja Bundar (KMB) adalah pertemuan di Den Haag pada 23 Agustus–2 November 1949 sebagai kelanjutan Perjanjian Roem-Roijen. Hasilnya, Belanda menyerahkan dan mengakui kedaulatan Republik Indonesia Serikat (RIS) pada 27 Desember 1949. Penyerahan dilakukan di Belanda oleh Ratu Juliana kepada Moh. Hatta, dan di Jakarta oleh A.H.J. Lovink kepada Sri Sultan Hamengkubuwono IX. Peristiwa ini menandai berakhirnya penjajahan Belanda secara resmi di Indonesia.
  • Masa Orde Baru

    Masa Orde Baru
    Masa Orde Baru adalah periode pemerintahan di bawah Presiden Soeharto, yang berlangsung dari tahun 1966 hingga 1998. Masa ini dimulai setelah berakhirnya kekuasaan Soekarno dan ditandai dengan stabilitas politik, pembangunan ekonomi, serta pemerintahan yang sentralistik. Orde Baru berakhir setelah krisis ekonomi dan reformasi yang memaksa Soeharto mundur pada Mei 1998.
  • B.J. Habibie

    B.J. Habibie
    Masa Reformasi dimulai setelah berakhirnya Orde Baru pada tahun 1998. Presiden pertama di era Reformasi adalah B.J. Habibie, yang menjabat dari tahun 1998 hingga 1999. Pemerintahannya ditandai dengan langkah-langkah awal reformasi, seperti kebebasan pers, pelepasan Timor Timur, dan persiapan Pemilu demokratis pertama pasca-Orde Baru.
  • Gus Dur

    Gus Dur
    Abdurrahman Wahid (Gus Dur) menjabat sebagai Presiden Indonesia dari tahun 1999 hingga 2001. Ia merupakan presiden ke-4 RI dan presiden pertama hasil pemilu demokratis di era Reformasi. Masa jabatannya berakhir setelah diberhentikan oleh MPR dan digantikan oleh Megawati Soekarnoputri.
  • Megawati

    Megawati
    Megawati Soekarnoputri menjabat sebagai Presiden Indonesia dari tahun 2001 hingga 2004. Ia menjadi presiden ke-5 RI, menggantikan Abdurrahman Wahid setelah diberhentikan oleh MPR. Megawati adalah presiden perempuan pertama dalam sejarah Indonesia.
  • SBY

    SBY
    Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjabat sebagai Presiden Indonesia selama dua periode, yaitu dari tahun 2004 hingga 2014. Ia merupakan presiden pertama yang dipilih langsung oleh rakyat melalui pemilu.
  • Jokowi

    Jokowi
    Joko Widodo (Jokowi) menjabat sebagai Presiden Indonesia sejak tahun 2014. Ia terpilih melalui pemilu langsung dan saat ini sedang menjalani periode keduanya, yang dimulai pada tahun 2019 dan akan berakhir pada 2024.
  • Prabowo

    Prabowo
    Prabowo Subianto terpilih sebagai Presiden Indonesia dalam Pemilu 2024 dan mulai menjabat pada tahun 2024 hingga 2029. Ia dilantik pada 20 Oktober 2024 sebagai Presiden ke-8 Republik Indonesia.