Sejarah Indonesia Dari Masa Kemerdekaan Hingga Masa Sekarang

  • Jepang Mulai Memasuki Indonesia

    Jepang pertama kali memasuki Indonesia dengan tujuan untuk mengambil sumber daya alam Indonesia. Awalnya Jepang disambut baik oleh rakyat Indonesia karena Jepang berhasil mengusir Belanda dari Indonesia. Jenderal Hein ter Poorten dari pihak Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jenderal Hitoshi Imamura dari Jepang di Kalijati, Subang. Rakyat Indonesia pun menganggap Jepang sebagai penyelamat bangsa yang berpihak kepada Indonesia.
  • Jepang Terdesak Dalam Perang Asia Pasifik

    Pada akhir tahun 1944, posisi Jepang semakin terdesak dalam Perang Asia Pasifik. Daerah jajahan Jepang diambil oleh Sekutu satu per satu. Sehingga pada 7/9/1944, Perdana Menteri Jepang yaitu Jenderal Kuniaki Koiso menjanjikan kemerdekaan Indonesia di depan Parlemen Jepang untuk menarik simpati rakyat Indonesia. Bahkan Jepang mengizinkan bendera Indonesia untuk dinaikkan dan dikibarkan, namun tetap harus bersebelahan dengan bendera Jepang sebagai bukti janji Jepang Terhadap kemerdekaan Indonesia.
  • Usaha Jepang Dalam Menarik Simpati Rakyat Indonesia

    Untuk membuktikan janji Kemerdekaan, Jepang mendirikan BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) atau Dokuritzu Junbi Chosakai. BPUPKI diketuai oleh Dr. K.R.T. Radjiman Wedyodiningrat yang pendiriannya diresmikan pada 29/4/1945. Ada total 67 anggota BPUPKI dimana 60 di antaranya merupakan orang Indonesia dan 7 orang sisanya merupakan orang Jepang yang tidak memiliki hak suara. Selama aktif, BPUPKI telah mengadakan dua sidang: 29/5/1945-1/6/245 dan 10/7/1945-17/7/1945.
  • Sidang Pertama BPUPKI

    Sidang pertama dilaksanakan pada 29/5/1945 sampai 1/6/1945. Sidang ini merumuskan dasar negara Indonesia yang nantinya akan melahirkan Pancasila. Pada sidang ini, ada tiga tokoh yang memberikan pidato yaitu Mr. Mohammad Yamin, Mr Soepomo, dan Ir Soekarno. Pada akhirnya, gagasan rumusan lima sila yang dikemukakan oleh Ir. Soekarno pada 1 Juni 1945 dikenal dengan istilah Pancasila. Tanggal 1 Juni 1945 pun ditetapkan sebagai Hari Lahir Pancasila.
  • Panitia Sembilan Menghasilkan Piagam Jakarta

    Namun sebenarnya sampai pada akhir sidang pertama, belum ditemukan rumusan dasar negara yang benar-benar tepat. Pada masa istirahat sidang, ada sembilan anggota BPUPKI yang membentuk suatu kepanitiaan dengan Soekarno sebagai ketua. Kepanitiaan ini dinamakan Panitia Sembilan yang bertugas untuk mengolah usulan-usulan anggota BPUPKI mengenai dasar negara Indonesia. Pertemuan Panitia Sembilan kemudian menghasilkan Jakarta Charter (Piagam Jakarta) yang disetujui dan ditanda-tangani pada 22/6/1945.
  • Sidang Kedua BPUPKI

    Jika sidang pertama membahas dasar negara, sidang kedua membahas rancangan Undang-Undang Dasar bentuk negara. Soekarno mengusulkan bentuk negara Indonesia sebagai negara republik yang disetujui oleh mayoritas anggota BPUPKI. Pada sidang kedua, BPUPKI membentuk kepanitiaan beranggotakan 19 orang (Panitia Perancang UUD). Panitia Perancang UUD menyetujui Piagam Jakarta sebagai inti pembukaan UUD. Kepanitiaan ini juga membentuk panitia yang beranggotakan 7 orang untuk merumuskan batang tubuh UUD.
  • Penyerahan Naskah UUD

    Pada tanggal 13 Juli 1945, Panitia Perancang UUD mengadakan sidang untuk membahas hasil kerja kepanitiaan kecil yang beranggotakan 7 orang tersebut. Lalu pada 14 Juli 1945, Soekarno selalu ketua Panitia Perancang UUD menyerahkan hasil kerja kepada BPUPKI yang berupa pernyataan Indonesia merdeka, pembukaan Undang-Undang Dasar, serta batang tubuh UUD. Pada tanggal 16 Juli 1945, BPUPKI menerima naskah akhir Undang-Undang Dasar yang diserahkan oleh Panitia Perancang UUD dua hari sebelumnya.
  • Pembentukan PPKI Sebelum Terjadi Peristiwa Rengasdengklok

    Peristiwa Rengasdengklok dilakukan oleh sekelompok pemuda dari perkumpulan "Menteng 31" yaitu Sukarni, Wikana, Aidit dan Chaerul Saleh terhadap Ir. Soekarno dan Mohammad Hatta. Sebelum terjadi Peristiwa Rengasdengklok, Soekarno dan Hatta baru saja kembali dari Vietnam (Dalat) untuk bertemu dengan Marsekal Terauchi yang membahas mengenai kemerdekaan Indonesia dengan membentuk PPKI pada 07/08/1945. Peristiwa Rengasdengklok sendiri terjadi pada 16/08/1945, tepat sehari sebelum kemerdekaan.
  • Penyebab Terjadinya Peristiwa Rengasdengklok

    Pada 15/08/1945, golongan muda sudah melakukan perundingan di salah satu lembaga bakteriologi yang terletak di Jl. Pegangsaan Timur, Jakarta. Pertemuan ini memutuskan untuk melepaskan semua ikatan/kaitan dengan janji kemerdekaan dari Jepang dalam rangka persiapan kemerdekaan Indonesia. Golongan muda pun langsung memberi usul tersebut kepada Soekarno. Namun, Soekarno langsung menolak usul tersebut karena merasa bertanggung jawab sebagai ketua PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia).
  • Peristiwa Rengasdengklok - Part 1

    Awal mula dari peristiwa rengasdengklok adalah ketika Hiroshima (6/8/1945) dan Nagasaki (9/8/1945) dibom oleh Sekutu. 6 hari kemudian, Kaisar Hirohito pun menyatakan secara resmi bahwa Jepang kalah perang melalui radio nasional. Berita kekalahan Jepang pun terdengar oleh salah seorang pemuda Indonesia, Sutan Syahrir yang memiliki pemikiran seperti "Jika Jepang sudah kalah, artinya Indonesia sudah tidak dikuasai oleh Jepang. Seharusnya Soekarno dan Hatta sudah bisa melaksanakan proklamasi."
  • Peristiwa Rengasdengklok - Part 2

    Peristiwa Rengasdengklok terjadi pada 16/08/1945 pukul 03.00 WIB. Soekarno dan Hatta dibawa ke Rengasdengklok, dan didesak untuk mempercepat proklamasi kemerdekaan Indonesia. Kesepakatan pun terjadi antara golongan tua dengan Golongan muda melalui mediasi Mr. Achmad Subardjo tentang kapan proklamasi akan dilaksanakan. Hal yang menarik adalah rumah yang dipakai dalam pertemuan tersebut merupakan milik seorang keturunan chinese: Djiauw kie siong.
  • Pembuatan Teks Proklamasi

    Rombongan Soekarno-Hatta berangkat menuju Jakarta pada 16/08/1945 pukul 20.00 WIB. Saat sampai di Jakarta pada pukul 23.00 WIB, tidak ditemukan penginapan yang dapat dijadikan sebagai tempat untuk mengadakan rapat. Akhirnya, Bapak Achmad Soebardjo menghubungi Laksamana Maeda. Laksamana Maeda pun menyetujui rumahnya untuk dijadikan tempat rapat. Sedikit informasi, Laksamana Maeda adalah Kepala Kantor Penghubung Angkatan Laut di daerah kekuasaan Angkatan Darat sehingga rumahnya dianggap aman.
  • Peristiwa Rengasdengklok - Part 3

    Alasan dibalik dipilihnya rumah Bapak Djiauw Kie Siong adalah karena terlihat lebih aman, dimana akses menuju rumah tersebut harus melewati semak-semak belukar dan persawahan yang tidak berada dalam pengawasan Jepang. Kembali ke kesepakatan sebelumnya, mediasi yang dilakukan Achmad Soebardjo berhasil membuahkan hasil yaitu keputusan untuk memproklamasikan Indonesia pada 17/08/1945 yang akan dilakukan di Jakarta.
  • Proses Pembuatan Teks Proklamasi

    Laksamana Maeda tidak turut terlibat dalam pembuatan teks proklamasi. Beliau hanya menyediakan tempat dan minuman bagi rombongan, lalu meninggalkan rombongan di ruang tamu rumah. Kalimat pertama teks proklamasi merupakan ide Bapak Achmad Soebardjo yang berisi pernyataan kehendak Indonesia untuk segera merdeka. Kalimat kedua merupakan ide Mohammad Hatta yang berisi pernyataan mengenai pemindahan kekuasaan, menjadi kekuasaan milik Indonesia seutuhnya tanpa ada campur tangan bangsa lain.
  • Penandatanganan Naskah Proklamasi

    Pada 17/08/1945 pukul 04.00 WIB, Soekarno membacakan hasil rumusan teks proklamasi. Sebelum naskah dibuat, terjadi perdebatan mengenai siapa yang harus menandatangani teks tersebut. Teuku Muhammad Hasan Dan Mohammad Hatta mengusulkan agar teks tersebut ditandatangani Oleh seluruh anggota yang hadir. Namun, Chaerul Saleh dan Sukarni mengusulkan agar hanya Soekarno dan Hatta saja yang menandatangani teks. Akhirnya, Soekarno dan Hatta pun setuju Dan menandatangani teks tersebut.
  • Pengetikan Naskah Proklamasi

    Soekarno meminta Sayuti Melik untuk mengetik naskah proklamasi. Dari hasil ketikan Sayuti Melik, ada tiga perubahan yaitu kata tempoh diganti menjadi tempo, wakil-wakil bangsa Indonesia menjadi atas nama bangsa Indonesia, serta penulisan tanggal yang diganti dari penulisan tanggal Jepang menjadi penulisan tanggal Indonesia. Setelah naskah proklamasi diketik, Sukarni mengusulkan agar pembacaan proklamasi dilakukan di Jl. Pegangsaan Timur No. 56, tepatnya di depan rumah Soekarno.
  • Pembacaan Teks Proklamasi - Kemerdekaan Indonesia

    Pembacaan naskah proklamasi dilakukan tepat pukul 10.00 WIB. Setelah pidato dan pembacaan teks proklamasi, dilakukan pengibaran bendera merah putih oleh Latief Hendraningrat dan S.Suhud. Rakyat yang hadir serempak menyanyikan lagu kebangsaan, yaitu Indonesia Raya. Upacara proklamasi pun ditutup dengan sambutan oleh Wali Kota Jakarta, Suwiryo. Untuk menjaga keamanan, Latief Hendraningrat yang dibantu oleh Arifin Abdurrahman yang diperintahkan oleh Dr. Muwardi untuk mengantisipasi gangguan Jepang.
  • Sidang Pertama PPKI - Part 1

    Setelah dilakukan pembacaan naskah proklamasi, dilakukan sidang pertama PPKI yang menghasilkan: pengesahan UUD 1945 dimana Piagam Jakarta dijadikan sebagai rancangan awal. Sedikit perubahan pun ditambahkan lalu menjadi UUD yang terdiri dari pembukaan, batang tubuh (37 pasal, 4 asal aturan peralihan, serta 2 ayat tambahan yang turut disertai oleh penjelasan). Selain itu, Piagam Jakarta juga direvisi yang menjadi sila pertama Pancasila yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa.
  • Sidang Pertama PPKI - Part 2

    Pada sidang pertama PPKI, Soekarno dan Mohammad Hatta juga ditetapkan sebagai presiden dan wakil presiden Indonesia. Otto Iskandardinata lah yang mengusulkan hal tersebut, dan akhirnya disetujui Secara aklamasi. Saat penetapan presiden dan wakil presiden, lagu Indonesia Raya turut mengiringi penetapan tersebut. Selain itu, Komite Nasional juga terbentuk dengan ALASAN belum ada DPR maupun MPR di awal kemerdekaan. Sedikit informasi, Komite Nasional dibentuk untuk membantu presiden.
  • Sidang Kedua PPKI

    Sidang kedua PPKI dilakukan pada 19/08/1945, dimana Indonesia dibagi menjadi 8 provinsi yang masing-masing memiliki kepala daerah (gubernur), terbentuknya Komite Nasional, terbentuknya departemen dan menteri yang terbagi menjadi 12 bagian departemen dan 4 bagian non-departemen. Selain menteri, terpilih juga 4 pejabat negara yang masing-masing memimpin beberapa lembaga negara, yaitu: Mahkamah Agung, Jaksa Agung, Sekretaris Negara dan Juru Bicara Negara.
  • Sidang Ketiga PPKI

    Sidang ketiga PPKI dilaksanakan pada 22/08/1945 yang menghasilkan: terbentuknya KNIP (Komite Nasional Indonesia Pusat) yang bertujuan untuk pemilu di masa mendatang dan berfungsi sebagai pusat dari Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Pembentukan BKR (Badan Keamanan Rakyat) untuk menjaga keamanan Indonesia perencanaan pembentukan PNI supaya Indonesia menjadi negara yang adil, makmur, dan berdaulat. Namun, PNI (Partai Tunggal Negara Indonesia) dibatalkan pada 08/1945 karena dianggap tidak demokratis.
  • Awal Mula Kedatangan AFNEI

    Meskipun sudah merdeka, namun kemerdekaan Indonesia masih tidak diakui oleh banyak pihak, salah satunya Belanda. Bahkan, ada beberapa tentara penjajahan tersisa di Indonesia yang membuat pihak luar ingin merebut kembali kekuasaan Indonesia. Seperti halnya Sekutu ingin merebut kembali daerah kekuasaan Jepang pasca berakhirnya Perang Dunia II. Pada saat itu, Belanda juga beraliansi dengan Sekutu dan berusaha untuk merebut kembali Indonesia.
  • Kedatangan AFNEI ke Indonesia

    Pada 29/09/1945, Allied Forces Netherland East Indies (AFNEI) yang dipimpin oleh Letjen Sir Philip Christison mendarat di Tanjung Priok. Ternyata, pasukan Sekutu datang dengan diboncengi Netherland Indies Civil Administration (NICA), yang dipimpin Van der Plass. Tujuan AFNEI datang ke Indonesia adalah untuk menerima penyerahan kekuasaan dari tangan Jepang, melucuti dan memulangkan tentara Jepang, dan membebaskan tentara Sekutu. Selain itu, AFNEI juga ingin mengamankan wilayah Jawa Sumatera.
  • Insiden Hotel Yamato

    Salah satu peristiwa pertempuran Indonesia untuk mempertahankan kemerdekaan adalah Insiden Hotel Yamato. Peristiwa ini terjadi pada 19/09/1945 di Hotel Yamato (Hotel Majapahit) yang terletak di Surabaya. Saat itu, tentara Belanda mengibarkan bendera merah putih biru yang menyulut amarah rakyat Surabaya. Rakyat pun naik ke atas hotel dan merobek warna biru pada bendera Belanda menjadi bendera Indonesia (merah putih). Insiden ini jugalah yang memicu pertempuran 10 November di Surabaya.
  • Pertempuran Medan Area

    Pertempuran ini berlangsung selama sekitar 7 bulan dimana yang terlibat dalam pertempuran ini adalah pasukan NICA, Sekutu dan juga TKR. Setelah proklamasi kemerdekaan terjadi pada 17/08/1945, pasukan Sekutu dan NICA datang ke Indonesia untuk membubarkan pasukan Jepang serta untuk mengembalikan pemerintahan kolonial Belanda di Indonesia. Suatu hari, lencana merah putih milik seorang remaja dilepas dan diinjak oleh NICA. Hal inilah yang memicu kemarahan rakyat Medan dan memulai pertempuran.
  • Pertempuran Lima Hari di Semarang

    Sesuai dengan namanya, pertempuran ini terjadi dari tanggal 15/10/1945 - 20/10/1945 yang melibatkan sebagian besar rakyat Semarang (Tentara Keamanan Rakyat dan pemuda). Penyebab terjadinya pertempuran ini adalah karena Jepang masih ingin memperebutkan wilayah Indonesia dengan sisa-sisa pasukan Jepang mencoba untuk mempertahankan posisinya. Salah satu pemimpin pertempuran ini adalah Dr. Kariadi, yang menjadi korban saat memeriksa sumber air minum yang dicurigai telah diracuni oleh pasukan Jepang.
  • Pertempuran 10 November di Surabaya

    Pertempuran ini dipicu oleh Insiden Hotel Yamato. Pertempuran 10 November merupakan puncak perlawanan rakyat Indonesia dalam melawan Sekutu yang terus-menerus ingin mengembalikan kekuasaan Belanda di Indonesia. Pihak Sekutu pun meminta rakyat Surabaya untuk menyerahkan senjatanya, namun tidak didengar oleh rakyat Surabaya. Sehingga, pasukan Indonesia dan Sekutu saling melawan yang berlangsung selama beberapa minggu, dengan berbagai pertempuran sengit di setiap sudut kota Surabaya.
  • Pertempuran Ambarawa

    Pertempuran ini merupakan perlawanan Tentara Keamanan Rakyat dengan pasukan Inggris dan pasukan NICA di daerah Ambarawa dan Magelang, di provinsi Jawa Tengah. Bahkan, presiden Soekarno tiba di Magelang untuk menghentikan pertempuran. Hingga pada 12/12/1945 TKR berhasil mengepung pasukan Sekutu di Ambarawa. Lalu, pada 15/12/1945, pasukan Sekutu meninggalkan Ambarawa dengan paksaan rakyat. Sedikit informasi, pemimpin pasukan TKR di pertempuran ini adalah Jenderal Soedirman.
  • Bandung Lautan Api

    Awalnya, pasukan Sekutu mengeluarkan pernyataan untuk segera mengevakuasi Bandung Selatan secara militer. Namun, karena rakyat Bandung tidak ingin kota Bandung dijadikan sebagai markas militer Belanda, sekitar 200.000 warga membakar rumah dan bangunan-bangunan hingga asap hitam mengepul di udara. Salah satu pejuang Indonesia yang gugur dalam pertempuran ini adalah Mohammad Toha, tokoh yang menghancurkan Dan membakar gudang mesiu yang berisi amunisi serta senjata pasukan Sekutu.
  • Puputan Margarana

    Awalnya, pertempuran ini terjadi karena Perjanjian Linggarjati Tidak mengakui Bali sebagai bagian dari wilayah Indonesia sehingga memicu ketegangan. Pada 20/11/1945 di pagi hari, pasukan NICA yang didukung oleh pasukan Sekutu menyerang pasukan Ciung Warana di Desa Marga, Bali. Meskipun jumlah pasukan Ciung Warana kurang dari 100 orang, namun daya juangnya sangat tinggi. Bahkan, pasukan Ciung Warana menerapkan strategic gerilya untuk melawan pasukan NICA dan Sekutu.