-
Pada 3 November 1579, Sir Francis Drake tiba di Ternate dan disambut Sultan Babullah dengan keramahan diplomatik.
Sultan memberi Drake cincin emas sebagai simbol persahabatan dengan Ratu Elizabeth I. Drake menerima sedikit cengkeh sebagai kenang-kenangan sebelum melanjutkan pelayaran ke Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Jawa.
Interaksi singkat ini menjadi jejak awal kehadiran Inggris di kepulauan rempah. -
Tahun 1600, Ratu Elizabeth I mendirikan English East India Company melalui piagam resmi.
Dengan monopoli perdagangan Asia sebagai tujuannya, EIC menjadi dasar ekspansi Inggris ke Nusantara. Meskipun tidak langsung berlayar ke Indonesia, pendirian ini menarik perhatian Eropa pada potensi ekonomi wilayah. -
Pada 1601, James Lancaster memimpin armada Inggris dalam pelayaran dari Inggris melewati Tanjung Harapan, Samudra Hindia hingga tiba di Banten.
Lancaster menjalin hubungan dagang langsung dan memperoleh izin mendirikan pos dagang pertama di Banten. Ini menjadi langkah strategis Inggris menyaingi monopoli Portugis dan Belanda. -
EIC mendirikan pos dagang permanen di Cambello, Ambon. Armada tersebut datang dari Banten lalu menyeberangi Laut Banda menuju pusat rempah.
Tujuan mereka adalah mengakses langsung cengkeh dan pala dari Maluku.
Pos ini menandai strategi Inggris untuk mengurangi ketergantungan pada jalur dagang Belanda dan memberi alternatif bagi penguasa lokal. -
Pada Februari 1623, di Fort Victoria Ambon, VOC menuduh pegawai Inggris berkonspirasi melakukan spionase.
Gabriel Towerson dan sembilan lainnya, bersama beberapa orang Jepang serta Portugis, disiksa hingga mengaku dan dieksekusi. Ini dikenal sebagai
Amboyna Massacre.
Insiden ini mematahkan ambisi Inggris di Ambon dan memperkuat dominasi VOC atas perdagangan rempah. -
Pada 1685, EIC mendirikan pemukiman dagang di Bencoolen (Bengkulu), Sumatra barat, untuk memperluas perdagangan lada.
Setelah dikenai tekanan dari VOC di Banten, Inggris berlayar dari pos India dan membangun basis baru di tepi pantai Sumatra.
Bencoolen kemudian menjadi pusat ekspor lada ke Inggris dan bertahan hingga pertukaran wilayah dengan Belanda pada 1825. -
Tahun 1714, EIC menyelesaikan pembangunan Fort Marlborough di Bengkulu sebagai benteng pertahanan komersial dan administratif.
Dibangun dua mil dari permukiman awal (Fort York), benteng yang kokoh ini dibuat untuk melindungi perdagangan lada dari rival VOC.
Fort ini memperkuat komunitas Inggris di Sumatra hingga pertukaran wilayah tahun 1824–1825. -
Pada Agustus–September 1811, Inggris menyerbu Jawa untuk merebut Batavia dari Belanda-Francis. Pasukan mendarat di Cilincing, merebut Batavia dan Fort Cornelis.
Thomas Stamford Raffles diangkat sebagai Letnan Gubernur, lalu melakukan reformasi pemerintahan dengan menyusun sistem pajak baru, menghapus tanam paksa VOC, dan mempromosikan studi tentang budaya Nusantara.
Pendudukan ini berlangsung hingga 1816 sebelum Jawa dikembalikan ke Belanda melalui Perjanjian Anglo-Belanda.