-
Jepang Menggantikan Belanda
Jenderal Hein ter Poorten dari pihak Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jenderal Hitoshi Imamura dari Jepang di Kalijati, Subang pada tanggal tersebut. Penyerahan pada tanggal 8 Maret 1942 menandai berakhirnya penjajahan Belanda di Indonesia dan dimulainya pendudukan Jepang. -
Jepang Memberi Janji Kemerdekaan
Pada 7 September 1944, Perdana Menteri Jenderal Kuniaki Koiso menjanjikan kemerdekaan kepada Indonesia di depan Parlemen Jepang agar bisa menarik simpati Indonesia dan menghadapi Sekutu. Sebagai pembuktiannya, ia mengijinkan pengibaran bendera merah putih di kantor- kantor, tetapi harus berdampingan dengan bendera Jepang. -
Pembentukan BPUPKI
Berkaitan dengan janji yang telah dikemukakan oleh pihak Jepang, pada 1 Maret 1945, diumumkan pembentukan Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). BPUPKI diketuai Dr. K.R.T. Radjiman Wedyodiningrat.dan diresmikan pendiriannya pada tanggal 29 April 1945. -
Pengeboman Hiroshima
Bom atom jenis senjata uranium yang dijatuhkan di Hiroshima pada 6 Agustus 1945 memiliki ledakan eksplosif yang setara dengan sekitar 12-15.000 ton TNT, membakar lima mil persegi kota di sekitar Jembatan Aioi. -
Pembentukan PPKI
Pada 7 Agustus 1945, Soekarno-Hatta pergi ke Dalat, Vietnam, untuk bertemu dengan Marsekal Terauchi agar bisa melanjutkan persiapan kemerdekaan Indonesia dengan membentuk PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia atau Dorkuritzu Junbi Inkai) Pada saat itu, tokoh-tokoh tua menginginkan agar proklamasi dilakukan melalui PPKI, sementara golongan pemuda menginginkan agar proklamasi dilakukan secepatnya tanpa melalui PPKI yang dianggap sebagai badan buatan Jepang. -
Pengeboman Nagasaki
Nagasaki yang terletak di lembah yang dikelilingi oleh pegunungan, mengalami kerusakan yang lebih terfokus dibandingkan Hiroshima. Meskipun demikian, dampak radiasi dan kehilangan nyawa tetap signifikan, dan kota ini menghadapi tantangan pemulihan yang berat setelah pengeboman pada 9 Agustus 1945 -
Pengumuman Kaisar Hirohito
Peristiwa bom atom yang dijatuhkan ke Hiroshima dan Nagasaki membuat Kaisar Hirohito terpaksa menyatakan kekalahan Jepang melalui radio nasional pada 15 Agustus 1945. Berita ini didengar oleh Sutan Syahrir, sehingga muncul pemikiran bahwa Jepang tidak lagi menguasai Indonesia dan Indonesia dapat segera melaksanakan proklamasi. -
Peristiwa Rengasdengklok
Peristiwa Rengasdengklok terjadi pada 16 Agustus 1945 pukul 03.00 WIB, saat sekelompok pemuda bernama Menteng 31 menculik Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok, Karawang. Tujuannya adalah untuk mendesak agar proklamasi kemerdekaan segera dilaksanakan tanpa pengaruh Jepang. Mereka dibawa ke rumah Djiauw Kie Siong karena lokasinya dianggap aman. Akhirnya, melalui mediasi Achmad Soebardjo, tercapai kesepakatan antara golongan tua dan muda tentang waktu proklamasi kemerdekaan. -
Rapat Penyusunan Proklamasi
Pada 16 Agustus 1945, tepat pukul 20.00 WIB, Soekarno-Hatta beserta rombongan berangkat dari Rengasdengklok menuju Jakarta. Mereka tiba di Jakarta pada pukul 23.00 dan menemui Jenderal Nishimura untuk memberitahunya mengenai rencana kemerdekaan, namun ditolak. Ini menguatkan tekad Soekarno untuk melakukan proklamasi. Mereka menjalankan rapat di kediaman Laksamana Maeda, dimana mereka menyusun teks proklamasi dan menentukan waktu upacara pembacaan proklamasi kemerdakaan. -
Pembacaan Proklamasi Kemerdekaan
Tepat pukul 10.00 WIB, upacara proklamasi kemerdekaan Indonesia dimulai. Upacara ini dilaksanakan di Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta, yaitu rumah Soekarno. Rakyat yang hadir serempak menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia. Karena adanya peristiwa proklamasi pada hari itu, maka 17 Agustus 1945 resmi menjadi hari kemerdekaan Bangsa Indonesia. -
Sidang Ketiga PPKI
Pada sidang ketiga PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) pada 22 Agustus 1945, terjadi pembentukan Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) sebagai pusat dari Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), pembentukan Badan Keamanan Rakyat (BKR) untuk menjaga keamanan Indonesia, dan perencanaan pembentukan PNI yang akhirnya dibatalkan. -
Insiden Hotel Yamato
Insiden ini terjadi di Surabaya pada 19 September 1945 ketika bendera Belanda yang dikibarkan di hotel (yang sekarang dikenal sebagai Hotel Majapahit) dirobek oleh para pejuang kemerdekaan Indonesia. Mereka menganggap bahwa pengibaran bendera Belanda merupakan provokasi dikarenakan rakyat Surabaya yang tidak lagi ingin berada di bawah kendali Belanda. -
Datangnya AFNEI ke Indonesia bersama dengan NICA
Tujuan AFNEI (Allied Forces Netherland East Indies) datang ke Indonesia pada 29 September 1945 adalah untuk menerima penyerahan kekuasaan dari tangan Jepang dan membebaskan tentara Sekutu. Kedatangan tentara Sekutu mulanya disambut baik oleh Indonesia, namun setelah tahu bahwa mereka diboncengi oleh NICA (Netherland Indies Civil Administration), yang secara terang-terangan ingin menegakkan kembali kekuasaannya di Nusantara, bangsa Indonesia mulai melakukan perlawanan. -
Pertempuran Lima Hari di Semarang
Pertempuran Lima Hari di Semarang melibatkan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dan pemuda Semarang melawan sisa-sisa pasukan Jepang. Pemicunya adalah kematian dr. Kariadi dan pembantaian tahanan Jepang di penjara Bulu. Pertempuran ini dimulai pada 15 Oktober 1945 dan berakhir pada tanggal 20 Oktober 1945 setelah perundingan gencatan senjata antara perwakilan Indonesia dan Jepang yang dihadiri oleh perwakilan Sekutu. -
Pertempuran Medan Area
Pertempuran Medan Area adalah perlawanan rakyat dan pejuang Indonesia di Medan terhadap Sekutu dan NICA yang ingin menguasai kembali Indonesia setelah proklamasi kemerdekaan. Dimulai pada Oktober 1945, pertempuran berlangsung sengit meski akhirnya Medan dikuasai lawan pada 15 Februari 1947. Pertempuran ini berakhir pada 19 Oktober 1945 dan menyebabkan banyak korban jiwa dari kedua belah pihak, namun menjadi simbol perlawanan rakyat Medan terhadap upaya kolonialisme pasca kemerdekaan. -
Pertempuran Ambarawa
Pertempuran Ambarawa, yang juga dikenal sebagai Palagan Ambarawa, adalah pertempuran bersejarah yang terjadi antara pasukan TKR (Tentara Keamanan Rakyat) dengan pasukan Inggris-Sekutu di Ambarawa, Jawa Tengah. Pertempuran ini dimulai pada 26 Oktober 1945 dan berakhir dengan TKR yang berhasil mengepung musuh di dalam kota dan setelah pengepungan selama 4 hari 4 malam, pasukan Sekutu akhirnya mundur ke Semarang pada tanggal 15 Desember 1945. -
Pertempuran 10 November
Pertempuran ini merupakan bagian dari Revolusi Nasional Indonesia yang menandai perlawanan rakyat Surabaya terhadap pasukan Sekutu yang ingin mengembalikan kekuasaan Belanda. Pertempuran ini dipicu oleh insiden Hotel Yamato. Pertempuran ini berakhir menjadi dasar penetapan 10 November sebagai Hari Pahlawan Nasional. -
Bandung Lautan Api
Setelah proklamasi kemerdekaan, terjadi ketegangan dan pertempuran di Bandung antara pasukan Indonesia (BKR dan pemuda nasionalis) melawan Jepang dan Inggris. Karena ini, Kota Bandung kemudian terbagi dua: utara dikuasai Inggris, selatan dikuasai Indonesia. Akhirnya, setelah ultimatum Inggris, pada 24 Maret 1946, pasukan Indonesia mundur dari Bandung Selatan sambil membakar bangunan dan mengevakuasi warga untuk mencegah penggunaan wilayah tersebut oleh musuh. -
Perundingan Linggarjati
Pada perundingan ini, Belanda mengakui bahwa wilayah Indonesia hanya terdiri atas Jawa, Sumatra, dan Madura secara de facto. Selain itu, Republik Indonesia dan Belanda sepakat membentuk Negara Republik Indonesia Serikat (RIS), di mana salah satu negara bagiannya adalah Republik Indonesia. Peristiwa ini terjadi pada 10 November 1946. -
Puputan Margarana
Pertempuran ini merupakan pertempuran heroik yang terjadi di Desa Marga, Tabanan, Bali, pada tanggal 20 November 1946. Pertempuran ini merupakan bagian dari perjuangan kemerdekaan Indonesia, di mana pasukan Bali yang dipimpin oleh I Gusti Ngurah Rai bertempur habis-habisan melawan tentara Belanda (NICA). Pertempuran ini berakhir dengan tragis karena gugurnya I Gusti Ngurah Rai dan sebagian besar pasukannya. -
Agresi Militer Belanda I
Serangan militer ini dilakukan oleh Belanda terhadap wilayah yang dikuasai Republik Indonesia (RI) dan bertujuan untuk merebut kembali wilayah-wilayah yang dikuasai oleh RI dan melemahkan kekuatan RI. Serangan ini dimulai pada 21 Juli 1947 dan baru berakhir pada tanggal 5 Agustus 1947. Agresi militer ini dianggap pelanggaran terhadap Perundingan Linggarjati yang sebelumnya sudah disetujui kedua belah pihak. -
Perundingan Renville
Perundingan Renville terjadi di atas geladak kapal perang Amerika Serikat sebagai tempat netral USS Renville, yang berlabuh di Jakarta. Rapat perundingan ini dimulai pada 8 Desember 1947 dan akhir dari perundingan ini yaitu pada tanggal 17 Januari 1945, dan keputusannya ialah bahwa Belanda hanya mengakui Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Sumatra sebagai bagian wilayah Republik Indonesia, dan bahwa TNI harus ditarik mundur dari daerah-daerah pendudukan Belanda di Jawa Barat dan Jawa Timur -
Agresi Militer Belanda II
Belanda melancarkan Agresi Militer II pada 19 Desember 1948 dan menduduki Yogyakarta. Pemimpin Indonesia ditangkap, sehingga Belanda meluncurkan propaganda bahwa RI (Republik Indonesia) sudah tidak ada karena ditangkapnya pemerintah. Namun, tanpa diketahui Belanda, Indonesia sebelumnya sudah membentuk PDRI di Sumatra Barat dan Komando Perang Gerilya. Serangan Umum 1 Maret 1949 berhasil mengalahkan Belanda, mematahkan propaganda mereka. -
Serangan Umum 1 Maret 1949
Serangan Umum 1 Maret 1949 adalah peristiwa bersejarah yang terjadi pada 1 Maret 1949, di mana Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan rakyat berhasil menyerang dan menguasai Yogyakarta dari tangan Belanda selama beberapa jam. Serangan ini menjadi bukti eksistensi dan kekuatan militer Indonesia, serta memicu reaksi internasional yang mendukung Indonesia dalam perjuangannya melawan Belanda. -
Perjanjian Roem-Roijen
Perjanjian Roem-Roijen adalah perjanjian antar Belanda dan Republik Indonesia yang dimulai pada 17 April 1949 dan akhirnya ditandatangani pada tanggal 7 Mei 1949 di Hotel Des Indes, Jakarta. Namanya diambil dari kedua pemimpin delegasi, Mohammad Roem dan Herman van Roijen.
Perjanjian ini menghasilkan resolusi mendesak supaya permusuhan antara Indonesia dan Belanda segera dihentikan dan pemimpin Indonesia yang ditahan segera dibebaskan dan dilanjutkan ke konfrensi Meja Bundar (KMB) -
Konferensi Meja Bundar
Konferensi Meja Bundar (KMB) berlangsung di Belanda dari 23 Agustus 1949 dan berakhir pada tanggal 2 November 1949 menghasilkan penyerahan kedaulatan Belanda kepada Republik Indonesia Serikat. Penyerahan dilakukan di Belanda oleh Ratu Juliana kepada Dr. Moh. Hatta, dan di Jakarta oleh A.H.J. Lovink kepada Sri Sultan Hamengkubuwono IX, menandai berakhirnya penjajahan Belanda di Indonesia. -
Masa Orde Lama (1945-1966)
Pemerintahan Soekarno-Hatta adalah periode sejarah Indonesia yang dimulai dengan proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945 dan berakhir pada tahun 1966 dengan berakhirnya masa Orde Lama. Soekarno menjadi Presiden dan Mohammad Hatta Wakil Presiden. Masa ini ditandai oleh semangat revolusi, perjuangan mempertahankan kemerdekaan, dan berbagai tantangan politik dan ekonomi. -
Masa Orde Baru (1966-1998)
Orde Baru adalah sebutan bagi masa pemerintahan Presiden kedua Indonesia, Soeharto, menggantikan presiden sebelumnya, Soekarno, pada Masa Orde Baru. Lahirnya Orde Baru diawali dengan dikeluarkannya Surat Perintah 11 Maret 1966 dan berakhir setelah Kerusuhan Mei 1998. -
Masa Reformasi (1998-Sekarang)
Periode ini dimulai dari 21 Mei 1998, dan didirikan oleh lingkungan sosial politik yang lebih terbuka. Masa reformasi ini membawa Indonesia ke arah yang lebih demokratis. Pada masa reformasi, Indonesia telah memiliki 6 presiden berbeda, yaitu B.J. Habibie (1998-1999), Abdurrahman Wahid (1999-2001), Megawati Soekarnoputri (2001-2004), Susilo Bambang Yudhoyono (2004-2014), Joko Widodo (2014-2024), dan Prabowo Subianto (2024-Sekarang).